Konstipasi adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada populasi lanjut usia atau disebut dengan geriatri. Kondisi ini ditandai dengan frekuensi buang air besar yang rendah, biasanya kurang dari tiga kali dalam seminggu, serta kesulitan dalam mengeluarkan feses yang keras. Di kalangan lansia, angka kejadian konstipasi dapat mencapai 26% untuk wanita dan 16% untuk pria, dan angka ini meningkat seiring bertambahnya usia.
Penyebab konstipasi pada lansia
Penyebab konstipasi pada pasien geriatri dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Perubahan fisiologis
Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan pada sistem pencernaan, termasuk atrofi dinding usus dan penurunan suplai darah. Hal ini dapat memperlambat transit feses dalam usus.
2. Dismotilitas
Gangguan motilitas atau pergerakan usus menjadi salah satu penyebab utama konstipasi. Hal ini termasuk penurunan kekuatan otot usus dan perubahan sensitivitas rektum.
3. Disfungsi dasar pelvis
Pada lansia, sering terjadi disfungsi pada otot dasar pelvis yang dapat mengganggu proses buang air besar. Hal ini dapat menyebabkan dissinergi saat mengejan.
4. Penggunaan obat
Beberapa obat seperti analgesik dan antidepresan, dapat mempengaruhi motilitas usus dan menyebabkan konstipasi. Efek samping ini terjadi karena obat-obatan tersebut dapat memperlambat gerakan alami usus sehingga menyebabkan tinja menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
5. Kurangnya aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan. Penurunan tingkat mobilitas fisik, terutama pada lansia, sering kali berkontribusi terhadap berbagai masalah pencernaan, termasuk konstipasi.
Aktivitas fisik yang terbatas dapat memperlambat gerakan usus, sehingga menyebabkan sulitnya proses buang air besar. Selain itu, kurangnya olahraga juga berdampak pada penurunan fungsi otot-otot di sekitar saluran pencernaan, yang turut mempengaruhi kelancaran sistem pencernaan.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Usus Besar: Gejala, Penyebab, dan Faktornya
Gejala konstipasi
Gejala konstipasi pada lansia meliputi:
- Frekuensi buang air besar yang jarang (kurang dari tiga kali seminggu)
- Feses yang keras atau kering
- Kesulitan saat mengejan
- Rasa tidak tuntas setelah buang air besar
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut.
Penanganan konstipasi
Penanganan konstipasi pada geriatri harus bersifat komprehensif dan melibatkan beberapa cara:
1. Modifikasi diet
Dianjurkan untuk melakukan diet tinggi serat yaitu 25-30 gram per hari. Serat membantu melunakkan feses dan mempercepat transit usus. Selain itu, penting untuk memastikan asupan cairan yang cukup sebanyak 1,5 sampai dengan 2,5 liter per hari untuk mendukung fungsi pencernaan.
2. Perubahan perilaku
Mendorong aktivitas fisik ringan secara teratur dapat membantu meningkatkan motilitas usus. Pasien juga disarankan untuk membangun rutinitas buang air besar yang konsisten seperti mencoba buang air besar setelah bangun tidur atau setelah makan.
3. Terapi non-farmakologis
Jika perubahan pola makan dan perilaku tidak cukup efektif, terapi non farmakologis seperti probiotik, dapat dipertimbangkan. Probiotik terbukti dapat membantu meredakan gejala konstipasi dengan meningkatkan kesehatan mikrobiota usus.
4. Terapi farmakologis
Jika langkah-langkah di atas tidak berhasil, laksatif mungkin diperlukan. Namun, penggunaan laksatif harus dilakukan dengan hati-hati dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien lainnya.
Konstipasi adalah masalah kesehatan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Dengan memahami penyebab dan gejala serta menerapkan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat dikelola dengan baik.
Edukasi tentang pola makan sehat dan aktivitas fisik harus menjadi bagian dari upaya pencegahan dan pengobatan konstipasi pada lansia. Konsultasikan kondisi Anda atau keluarga dengan dokter geriatri di Rumah Sakit Medistra jika mengalami gangguan tersebut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Erika Widyanti
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01