Tulang belakang adalah salah satu struktur terpenting dalam tubuh manusia. Tanpa tulang belakang yang sehat, tubuh akan sulit berfungsi optimal. Gangguan yang dapat menyerang tulang belakang adalah skoliosis, kelainan yang bisa mengganggu penampilan fisik dan kesehatan tubuh.
Diperkirakan sekitar tiga persen populasi dunia mengalami skoliosis, menjadikan gangguan ini sebagai salah satu kelainan tulang belakang yang paling umum. Meski angka ini terlihat kecil, dampaknya pada individu bisa sangat besar, baik secara fisik maupun psikologis.
Apa itu skoliosis?
Skoliosis adalah kondisi kelainan tulang belakang yang melengkung secara tidak normal ke samping dengan sudut lengkung lebih dari 10 derajat. Tulang yang mengalami gangguan skoliosis biasanya membentuk huruf “C” atau “S”.
Kondisi ini umumnya terdeteksi pada masa anak-anak atau remaja, terutama usia 10 sampai 16 tahun, dan lebih sering dialami oleh perempuan. Skoliosis yang parah dapat memengaruhi fungsi paru-paru dan jantung karena perubahan bentuk rongga dada.
Penyebab skoliosis
Penyebab skoliosis tergantung dengan jenisnya.
- Idiopatik, tipe yang paling umum. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, dan dapat terjadi pada bayi (usia 0 sampai 3 tahun), anak-anak (usia 4 sampai 9 tahun), atau remaja (usia 10 tahun hingga dewasa).
- Kongenital, disebabkan oleh kelainan tulang belakang sejak dalam kandungan. Kongenital terjadi karena tulang belakang yang tidak berkembang dengan sempurna.
- Neuromuskular, berkaitan dengan kondisi lain seperti cerebral palsy, spina bifida, atau trauma tulang belakang.
Gejala skoliosis
Beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan yaitu:
- Rasa sakit pada tulang belakang, terutama jika lengkungan bertambah parah.
- Punggung terlihat menonjol pada satu sisi
- Bahu atau pinggul yang tidak simetris
- Postur tubuh condong ke satu sisi
Diagnosis skoliosis
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis kondisi ini.
1. Pemeriksaan fisik
Tahap awal, dokter akan mengamati postur tubuh dan meminta pasien membungkuk ke depan untuk melihat kelengkungan tulang belakang. Pada saat pemeriksaan fisik ini, dokter akan menetapkan apakah akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Pemeriksaan radiologi
Apabila ditemukan tanda-tanda skoliosis, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti foto rontgen, CT scan, atau MRI. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur sudut kelengkungan (sudut Cobb) dan menentukan tingkat keparahan skoliosis.
3. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan seperti CT scan atau MRI dilakukan untuk melihat kondisi tulang dan jaringan di sekitarnya. Kondisi dibagi berdasarkan tingkat keparahan:
- Ringan: Lengkungan kurang dari 20 derajat
- Sedang: 20-40 derajat
- Parah: Lebih dari 50 derajat
Perawatan skoliosis
Penanganan tergantung pada tingkat lengkungan tulang belakang. Apabila kondisi ini terjadi pada anak-anak dengan lengkungan tulang belakang yang ringan, perawatan tidak perlu dilakukan. Untuk menjaga agar tidak semakin parah, hanya dibutuhkan pemantauan khusus seiring pertumbuhan.
Lengkungan tulang belakang yang cukup parah perlu dilakukan perawatan khusus. Faktor-faktor yang memengaruhi perawatan yaitu kematangan tulang, jenis kelamin, dan ukuran lengkungan.
1. Penyangga tulang belakang
Penyangga biasanya terbuat dari bahan plastik dan dirancang untuk menyesuaikan bentuk tubuh. Alat ini dipasang di bawah lengan, melingkupi tulang rusuk, punggung bawah, dan pinggul.
Lama penggunaan disarankan antara 13 hingga 16 jam per hari dengan efektivitas meningkat sesuai lamanya pemakaian. Anak-anak tetap bisa beraktivitas normal, termasuk olahraga dengan melepas penyangga sementara.
Penyangga bisa dihentikan penggunaannya setelah anak berusia sekitar 14 tahun untuk perempuan dan 16 tahun untuk laki-laki.
2. Operasi
Dokter akan merekomendasikan operasi untuk kondisi skoliosis yang parah. Operasi ini dilakukan untuk meluruskan dan menstabilkan tulang belakang. Dua metode utama operasi yang dilakukan adalah fusi tulang belakang (Fusion surgery) dan Fusionless Surgery untuk anak-anak dengan pertumbuhan tulang aktif.
Penutup
Skoliosis dapat memengaruhi hidup jika tidak ditangani dengan tepat. Dampak skoliosis dapat dibuat minimal apabila penderita mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat.
Langkah yang bisa dilakukan adalah mengenali gejala dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi di Rumah Sakit Medistra agar kondisi ini bisa ditangani segera dan mendapatkan perawatan terbaik.
Dengan tindakan yang tepat, Sobat Medistra dapat menjaga kesehatan tulang belakang dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Erika Widyanti
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi:
- Lee, G. B., Priefer, D. T., & Priefer, R. (2022). Scoliosis: Causes and treatments. Adolescents, 2(2), 220–234. https://doi.org/10.3390/adolescents2020018
- Scoliosis – NHS UK
- Scoliosis – Mayo Clinic
Dokter Rekomendasi:
Dr. Kiki Novito, Sp. OT (K)
Orthopedic