Dalam menjaga kesehatan anak, penting bagi orang tua untuk mengenal berbagai kondisi yang dapat mengancam, salah satunya adalah penyakit Kawasaki. Penyakit ini merupakan gangguan inflamasi yang menyerang pembuluh darah, terutama pada anak-anak. Penyakit ini menyerang terutama anak usia dini, dengan gejala yang khas dan potensi komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Mari ketahui lebih lanjut seputar penyakit Kawasaki.
Apa itu penyakit kawasaki?
Penyakit Kawasaki yang juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki atau mucocutaneous lymph node syndrome, merupakan kondisi yang umumnya menyerang anak, terutama pada usia 2 tahun, namun bisa terjadi hingga usia 16 tahun.
Pada beberapa negara terdapat sekitar 5000 kasus per tahun, sedangkan di Indonesia baru terdiagnosis kurang dari 200 kasus per tahun (Advani, dkk. 2006). Meskipun angka kasusnya masih rendah, kurangnya informasi dan pemahaman membuat penyakit ini belum dikenal secara luas di kalangan medis maupun masyarakat. Penting bagi kita untuk mengenali penyakit ini sejak dini agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Gejala
Beberapa gejala umum penyakit Kawasaki yang perlu diwaspadai antara lain:
- Demam berkepanjangan: Demam yang berlangsung lebih dari lima hari tanpa henti.
- Pembesaran kelenjar di leher: Terutama terjadi pada satu sisi, menandakan adanya peradangan.
- Mata merah tanpa sekret: Kondisi ini muncul pada sklera dan tidak disertai keluarnya cairan.
- Perubahan pada mulut: Bibir pecah-pecah dan lidah yang berubah warna menjadi mirip buah strawberi, dengan langit-langit mulut yang kemerahan.
- Ruam dan perubahan pada kulit: Pembengkakan serta kemerahan pada punggung kaki yang diikuti dengan pengelupasan kulit di sekitar kuku.

Perawatan penyakit kawasaki
Pasien yang didiagnosa dengan penyakit ini akan mendapatkan perawatan berikut.
1. Terapi dan perawatan awal
Penanganan awal sangat penting dalam mengelola penyakit Kawasaki. Pasien disarankan untuk segera mendapatkan perawatan medis dengan pemberian imunoglobulin intravena (IVIG) dan aspirin.
Terapi ini telah terbukti efektif dalam mengurangi peradangan dan meminimalkan risiko komplikasi, khususnya aneurisma pada pembuluh darah jantung koroner. Penanganan yang cepat tidak hanya membantu mengurangi gejala, tetapi juga melindungi kesehatan jantung anak dalam jangka panjang.
2. Penanganan lanjutan
Setelah mendapatkan terapi awal, follow up secara rutin menjadi hal yang tidak kalah penting. Dengan penanganan yang tepat, hampir semua pasien penyakit Kawasaki tanpa aneurisma akan sembuh total.
Biasanya, anak membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, bagi anak yang mengalami aneurisma, perawatan lanjutan oleh dokter jantung anak diperlukan guna memonitor kondisi dan mencegah gangguan jantung di masa mendatang.
Komplikasi penyakit kawasaki
Apabila penyakit Kawasaki tidak segera ditangani, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi serius, khususnya pada jantung. Risiko terjadinya aneurisma atau pelebaran serta sumbatan pada pembuluh darah koroner menjadi perhatian utama.
Komplikasi ini dapat mempengaruhi fungsi jantung anak dalam jangka panjang dan memerlukan pengawasan intensif oleh dokter spesialis anak dan jantung. Oleh karena itu, deteksi dini dan perawatan yang cepat sangat penting untuk mencegah dampak buruk tersebut.
Penutup
Apabila Anda mencurigai adanya gejala penyakit Kawasaki pada anak, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak di Rumah Sakit Medistra. Lindungi anak dengan perlindungan optimal dengan mengetahui gejala dan penanganan penyakit ini.
Artikel ini ditulis oleh: dr. Hutomo Laksono, Sp. A
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01