Insulin adalah salah satu hormon terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam mengatur kadar gula darah. Bagi penderita diabetes, penggunaan insulin sering kali menjadi bagian dari pengobatan sehari-hari untuk menjaga kadar glukosa tetap stabil. Namun, masih banyak yang belum memahami bagaimana cara penggunaan insulin yang benar, jenis-jenis insulin yang tersedia, serta risiko dan manfaatnya.
Apa itu insulin?
Insulin adalah hormon peptida yang diproduksi oleh pankreas. Hormon ini berguna untuk menyerap glukosa dalam darah dan mengedarkannya ke sel-sel tubuh agar bisa digunakan sebagai sumber energi.
Pada penderita diabetes, produksi insulin bisa terganggu atau tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin yang ada. Oleh karena itu, terapi insulin menjadi solusi untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi serius.
Jenis insulin dan penggunaannya
Insulin tersedia dalam berbagai jenis berdasarkan kecepatan dan durasi kerja. Berikut adalah penggolongan sediaan insulin yang umum digunakan:
1. Insulin kerja cepat (rapid-acting)
Insulin mulai bekerja dalam waktu 15 menit setelah injeksi. Rapid-acting insulin digunakan sebelum atau sesudah makan untuk mengontrol lonjakan gula darah. Novorapid, Humalog, dan Apidra adalah beberapa contoh dari insulin kerja cepat.
2. Insulin kerja pendek (short-acting)
Jenis insulin ini mulai bekerja dalam waktu 30–60 menit setelah injeksi. Biasanya diberikan 30 menit sebelum makan. Contoh insulin jenis ini adalah Actrapid dan Humulin R.
3. Insulin kerja sedang (intermediate-acting)
Insulin NPH (Insulatard) mulai bekerja dalam dua sampai empat jam setelah injeksi dan dapat bertahan hingga 12–18 jam di dalam tubuh. Jenis insulin ini biasanya digunakan untuk mengontrol kadar gula darah dalam jangka panjang, membantu menjaga kestabilan glukosa sepanjang hari.
4. Insulin kerja panjang (long-acting)
Insulin Glargine (Lantus) dan Insulin Detemir (Levemir) mulai bekerja dalam satu sampai dua jam setelah injeksi dan dapat bertahan selama 24 jam atau lebih. Biasanya, jenis insulin ini digunakan sekali sehari untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari.
Setiap jenis insulin memiliki peranannya dalam pengelolaan diabetes sehingga pemilihannya harus sesuai dengan kebutuhan pasien dan rekomendasi dari dokter.
Cara menggunakan insulin yang tepat
Penggunaan insulin yang tepat sangat penting untuk memastikan efektivitasnya serta mencegah efek samping seperti hipoglikemia. Berikut adalah langkah-langkah penggunaan insulin yang benar:
1. Persiapan
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.
- Pastikan insulin dalam kondisi baik (tidak berwarna, tidak berpartikel, dan tidak menggumpal).
- Bersihkan area injeksi dengan alkohol swab.
2. Penyuntikan insulin
- Buka tutup insulin pen.
- Cek insulin untuk memastikan kualitasnya.
- Pasang jarum dengan benar dan lakukan uji coba dengan mengeluarkan dua unit dosis.
- Atur dosis insulin sesuai anjuran dokter.
- Cubit area kulit yang akan disuntikkan.
- Suntikkan insulin secara subkutan (tegak lurus dengan kulit).
- Tahan suntikan selama 10 detik sebelum melepas jarum.
- Buang jarum bekas di tempat yang aman untuk menghindari kontaminasi.
3. Area penyuntikan yang disarankan
Lokasi penyuntikan sangat memengaruhi efektivitas insulin. Area yang disarankan meliputi:
- Perut: Penyerapan tercepat
- Lengan bagian atas: Penyerapan sedang
- Paha atas dan bokong: Penyerapan lebih lambat
Untuk menghindari penumpukan jaringan lemak atau iritasi, pastikan untuk mengganti area penyuntikan secara bergantian.
Penyimpanan insulin yang tepat
Agar tetap efektif, insulin harus disimpan dengan benar. Berikut adalah panduan penyimpanannya:
- Insulin yang belum dibuka harus disimpan di lemari es (2-8°C) dan jangan sampai beku.
- Insulin yang sudah dibuka dapat disimpan di suhu ruangan (di bawah 30°C) hingga 28 hari.
- Hindari menyimpan insulin di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
- Jangan gunakan insulin yang sudah kedaluwarsa.
Efek samping dan risiko
Meski insulin sangat efektif dalam mengontrol kadar gula darah, penggunaannya bisa menimbulkan efek samping, terutama hipoglikemia (gula darah terlalu rendah). Gejala hipoglikemia meliputi:
- Pandangan kabur
- Pusing dan lemas
- Gemetar dan berkeringat dingin
- Detak jantung cepat
- Kehilangan kesadaran (dalam kasus yang sudah parah)
Solusi mengatasi hipoglikemia
- Konsumsi makanan atau minuman manis secepatnya (misalnya teh manis atau permen).
- Jika kondisi tidak membaik, segera periksa kadar gula darah dan konsultasikan ke dokter.
Selain hipoglikemia, insulin juga bisa berinteraksi dengan obat lain, seperti:
- Menurunkan gula darah (jika dikombinasikan dengan kloramfenikol, salisilat).
- Meningkatkan gula darah (jika dikombinasikan dengan kortikosteroid, diuretik tiazid, dan estrogen).
Penutup
Insulin adalah bagian penting dalam pengelolaan diabetes yang harus digunakan dengan benar untuk mendapatkan manfaat maksimal. Jika memiliki pertanyaan atau memerlukan panduan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Medistra untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh Anda.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Erika Widyanti
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi:
Dokter Rekomendasi:
Pauline Suwandhi. Dr. Sp.PD
Internal Medicine