Kanker serviks merupakan kanker yang sering menyerang tanpa gejala awal yang jelas. Kasus kanker serviks menempati peringkat kedua tertinggi di dunia dengan estimasi satu perempuan meninggal setiap jam akibat penyakit ini. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan deteksi dini.
Tidak seperti kanker lainnya, kanker serviks memiliki fase prakanker. Ini merupakan kesempatan bagi dokter untuk mendeteksinya lebih awal karena pada tahap ini, pengobatan lebih mudah dan lebih efektif dilakukan.
Gejala kanker serviks yang perlu diwaspadai
Pada tahap prakanker, umumnya tidak ada gejala. Tetapi, ketika kanker mulai berkembang, beberapa tanda yang bisa muncul meliputi:
- Keputihan yang tidak normal
- Perdarahan di luar siklus menstruasi
- Perdarahan setelah berhubungan intim Jika kanker memasuki stadium lanjut, gejalanya bisa semakin berat seperti:
- Nyeri panggul
- Kesulitan buang air kecil
- Kelelahan
- Penurunan berat badan yang drastis
- Keputihan yang berbau tidak sedap, bercampur darah, atau berwarna kecokelatan harus diwaspadai karena bisa menjadi tahap awal terjadinya prakanker atau bahkan kanker serviks.
Faktor risiko
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ini antara lain:
- Mempunyai pasangan seksual lebih dari satu
- Merokok
- Memulai aktivitas seksual pada usia sangat muda
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Metode deteksi dini
Bagi perempuan yang telah aktif secara seksual atau sudah menikah, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks secara rutin seperti:
1. Pap smear
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya perubahan sel serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Selain pemeriksaan pap smear, ada pemeriksaan lain yang akan memberikan hasil yang lebih akurat yaitu pemeriksaan ThinPrep, jenis pap smear yang lebih modern.
Jika pap smear konvensional langsung mengoleskan sampel sel dari leher rahim ke kaca mikroskop, ThinPrep menggunakan cairan khusus untuk menyaring dan menyusun sel secara lebih merata.
2. Tes HPV DNA
Digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus HPV, penyebab utama kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim menggunakan alat khusus.
Baca Juga: Mengenal Kanker Endometrium, Kenali Gejala dan Pengobatannya
Jenis-jenis kanker serviks
Kanker dikategorikan berdasarkan jenis sel tempat kanker tersebut berkembang. Secara umum, ada dua jenis utama kanker serviks:
1. Karsinoma sel skuamosa
Jenis ini berasal dari sel skuamosa, sel tipis dan datar yang melapisi bagian luar leher rahim (serviks). Kanker serviks yang paling umum terjadi adalah karsinoma sel skuamosa.
2. Adenokarsinoma
Jenis kanker ini berkembang pada sel kelenjar berbentuk kolom yang berada di dalam saluran serviks. Dalam beberapa kasus, kanker serviks bisa melibatkan kedua jenis sel tersebut sekaligus.
Selain kedua jenis ini, ada beberapa jenis lain dengan angka kejadian yang lebih kecil. Tetapi, kanker sangat jarang berkembang dari jenis sel lain yang ada di serviks.
Pengobatan kanker serviks
Pasien yang telah didiagnosis akan menjalankan pengobatan berikut.
1. Operasi
Operasi biasanya dilakukan pada pasien kanker stadium awal. Prosedurnya adalah pengangkatan rahim termasuk leher rahim (serviks), sebagian vagina, dan beberapa jaringan di sekitar rahim. Selain itu, kelenjar getah bening di area panggul juga bisa dibersihkan untuk mencegah penyebaran kanker.
Kelebihan operasi ini adalah dapat mengangkat sel kanker secara langsung dan waktu pengobatan relatif lebih singkat walau kemungkinan pengobatan dapat dilanjutkan dengan radiasi/kemoradiasi apabila terbukti sel kanker sudah ditemukan di kelenjar getah bening yang diambil atau di batas sayatan operasi.
Kekurangan dan risikonya adalah luka risiko operasi cukup besar, berisiko berupa mengalami pendarahan, cedera dan infeksi, bisa menyebabkan kista pada kelenjar getah bening, dan kemungkinan mengalami gangguan pada saluran kemih.
2. Radiasi/kemoradiasi kemoterapi
Pengobatan ini bekerja dengan cara menghancurkan dan menghentikan sel-sel kanker. Efek samping dari pengobatan ini adalah penurunan daya tahan tubuh, mual, muntah, hingga rambut rontok. Pengobatan ini dipilih apabila stadium kanker serviks sudah lanjut atau pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi
Pencegahan
Untuk mencegah penyakit ini, langkah yang bisa diambil yaitu:
- Vaksin HPV
- Lakukan deteksi dini secara berkala (pap smear, IVA dan tes HPV DNA)
- Berhenti merokok
- Tidak berganti-ganti pasangan saat berhubungan seksual
Penutup
Kesadaran akan penyakit ini perlu terus ditingkatkan agar lebih banyak perempuan memahami pentingnya deteksi dini dan pencegahan. Dengan edukasi yang tepat, kita dapat menekan angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks.
Anda bisa melakukan pemeriksaan dan konsultasi bersama dengan dokter spesialis ginekologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat di Rumah Sakit Medistra. Luangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini agar dapat mengambil tindakan sebelum terlambat.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K), Onk.
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi:
- Sari, L. (2008). Pemeriksaan Pap’s Smear dengan Metode Thinprep. Indonesian Journal of Cancer, 2(2). https://doi.org/10.33371/ijoc.v2i2.45
- Wibawa, B. W., Lestari, R. H., & Prasetyo, D. S. (2024). Perbandingan HPV DNA Test Hybrid Capture dan Pap Smear untuk Diagnosis Dini Karsinoma Serviks. EJournal Kedokteran Indonesia, 12(2), 187. https://doi.org/10.23886/ejki.12.643.187
- Cervical cancer – Mayo Clinic
- What is cervical cancer? – National Cancer Institute
- Symptoms of cervical cancer – NHS UK
- Arsip dokumen Medistra
Dokter Rekomendasi: