Kanker payudara memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan perempuan di seluruh dunia. Penelitian dan data terkini dari Cleveland Clinic menegaskan bahwa kanker ini merupakan salah satu penyebab kematian paling dominan, terutama pada wanita berusia 50 tahun ke atas. Penyakit ini berkembang ketika sel-sel abnormal di jaringan payudara tumbuh tidak terkendali dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab, gejala, dan pencegahan kanker payudara sangat diperlukan agar setiap perempuan memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini.
Apa itu kanker payudara?
Kanker payudara adalah kondisi di mana sel-sel abnormal tumbuh tidak terkendali di jaringan payudara. Secara medis, kanker payudara paling sering bermula dari kelenjar air (duktal) dan kemudian menyebar ke jaringan di sekitarnya.
Menurut data WHO, kanker payudara adalah penyebab kematian akibat kanker nomor satu pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker payudara mencapai 68 ribu kasus pada tahun 2020, berdasarkan data Globocan.
Gejala kanker payudara
Gejala dapat bervariasi antar individu dan umumnya muncul secara perlahan.
1. Benjolan atau massa pada payudara
Salah satu gejala paling umum adalah munculnya benjolan atau massa pada payudara. Benjolan ini seringkali tidak menimbulkan rasa nyeri pada tahap awal, sehingga banyak wanita yang mengabaikannya.
2. Perubahan bentuk dan kulit payudara
Berubahnya bentuk atau ukuran payudara, serta perubahan pada kulit seperti kulit yang tampak keriput menyerupai kulit jeruk, juga patut diwaspadai sebagai salah satu gejala dari kanker ini.
3. Kelainan pada puting
Gejala lain yang perlu diwaspadai meliputi retraksi puting, dimpling, atau adanya ulkus yang tidak sembuh-sembuh. Gejala seperti kemerahan dan bengkak pada payudara, serta keluarnya cairan abnormal dari puting juga dapat terjadi pada beberapa kasus.
Penyebab dan faktor risiko
Kanker terjadi karena beberapa faktor di bawah ini.
- Jenis kelamin dan usia: Perempuan, terutama yang berusia di atas 50 tahun, memiliki risiko yang lebih tinggi.
- Riwayat keluarga dan genetik: Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini dapat meningkatkan risiko yang serupa.
- Faktor reproduksi: Menarche dini, menopause yang terlambat, serta tidak pernah hamil atau tidak menyusui meningkatkan paparan estrogen dan risiko kanker payudara.
- Penggunaan kontrasepsi hormonal: Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama (≥5 tahun) dapat meningkatkan risiko kanker.
- Gaya hidup: Obesitas, konsumsi alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik menambah risiko kanker payudara.
- Paparan radiasi dan faktor lingkungan: Riwayat paparan radiasi terutama di area dada, serta faktor lingkungan yang mengandung zat berbahaya juga dapat memengaruhi.
Deteksi dini kanker
Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Selain itu, individu dengan riwayat keluarga kanker payudara juga harus melakukan deteksi dini karena memiliki faktor risiko yang besar.
Terdapat beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan. Pemeriksaan mandiri berupa SADARI dapat dilakukan secara mandiri. Berikut adalah langkahnya:
– Berdiri di depan cermin. Amati bentuk dan ukuran payudara di cermin.
– Raba payudara menggunakan tiga jari yaitu jari telunjuk, tengah, dan manis.
– Lakukan gerakan melingkar pada payudara, dari area ketiak hingga puting.
– Tekan area payudara dengan kekuatan ringan, sedang, hingga kuat. Cek apabila terdapat benjolan.
– Cubit pelan area puting, periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting.
– Ulangi langkah serupa pada payudara bagian lain.
Deteksi menggunakan Mammografi, bermanfaat untuk mendeteksi benjolan atau kelainan yang tidak teraba secara fisik dan memungkinkan diagnosis kanker pada tahap awal. Selain mammografi, pemeriksaan seperti Ultrasonografi (USG) payudara dan biopsi juga bisa dilakukan.
Pengobatan kanker payudara
Tim medis yang menangani penyakit ini adalah ahli onkologi medik, ahli bedah onkologi, dan onkologi radiasi yang bertugas untuk menentukan strategi pengobatan yang optimal. Pilihan terapi disesuaikan dengan stadium dan tipe kanker yang dialami pasien.
Salah satu modalitas terapi adalah terapi sistemik (kemoterapi, terapi hormonal, erapi target, dan immunoterapi) yaitu pemberian obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Terapi hormon diberikan untuk menghambat pertumbuhan kanker yang dipicu oleh hormon estrogen.
Radioterapi juga menjadi bagian penting dalam pengobatan, di mana sinar radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker dan mencegah penyebarannya. Pengobatan radioterapi bersifat lokal regional, pembedahan diperlukan untuk mengangkat jaringan kanker, baik melalui mastektomi (pengangkatan seluruh jaringan payudara) maupun lumpektomi (pengangkatan sebagian jaringan yang terkena kanker) untuk kepentingan diagnostik dan terapi.
Penutup
Kanker payudara merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian dan pendekatan multidisiplin. Pentingnya deteksi dini dan kesadaran akan faktor risiko menjadi pencegahan penyakit pada stadium awal dalam menurunkan angka kejadian dan kasus kematian akibat kanker payudara. Mari tingkatkan kepedulian dan aktivitas pemeriksaan rutin untuk cegah kanker ini.
Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit Medistra apabila Anda memiliki timbul gejala yang telah disebutkan. Rumah Sakit Medistra juga menyediakan pemeriksaan deteksi dini kanker payudara untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit ini.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Ardhi Rahman Ahani, Sp.PD, K-HOM
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi:
- Herawati, A., Rijal, S., Arsal, A. S., Purnamasari, R., Abdi, D. A., & Wahid, S. (2021). Karakteristik Kanker Panyudara. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 1(1), 44–53. https://doi.org/10.33096/fmj.v1i1.76
- Breast cancer – World Health Organization
- Breast cancer – Cleveland Clinic
Dokter Rekomendasi:
dr. Ardhi Rahman Ahani, Sp.PD, K-HOM
Internal Medicine