jantung koroner

Kateterisasi Jantung: Prosedur dalam Menangani Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner (PJK) menduduki peringkat teratas sebagai penyebab kematian di Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah jantung (pembuluh koroner) yang disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah. Seiring waktu, proses ini dapat berkembang dengan adanya penimbunan jaringan ikat, perkapuran, dan pembekuan darah, yang semakin mempersempit atau menyumbat aliran darah ke jantung.

Faktor risiko penyakit jantung koroner

Beberapa faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami Penyakit Jantung Koroner meliputi:

  • Kadar kolesterol total dan LDL tinggi
  • Kadar kolesterol HDL rendah
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Merokok
  • Diabetes mellitus
  • Kegemukan
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
  • Kurang olahraga
  • Stres

Jika Anda memiliki salah satu atau lebih faktor risiko di atas, sangat disarankan untuk memeriksakan kesehatan jantung secara berkala kepada dokter spesialis. Risiko penyakit akan meningkat secara signifikan jika terdapat lebih dari satu faktor risiko.

Deteksi penyakit jantung koroner

Beberapa metode pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit jantung koroner antara lain:

  • ECG (Elektrokardiogram): Memeriksa aktivitas listrik jantung dan mendeteksi kemungkinan adanya gangguan dengan tingkat akurasi sekitar 40%.
  • Treadmill test: Menguji kemampuan jantung dalam menghadapi aktivitas fisik.
  • Ekokardiografi: Menggunakan gelombang suara untuk melihat kondisi struktur jantung.
  • Arteriografi koroner (kateterisasi jantung): Pemeriksaan dengan tingkat akurasi paling tinggi (99-100%) untuk memastikan adanya penyumbatan pada pembuluh darah jantung.

Jika hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya kemungkinan penyumbatan, dokter akan merekomendasikan kateterisasi jantung untuk memastikan kondisi lebih lanjut.

Apa itu kateterisasi jantung?

Kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang bertujuan untuk memeriksa struktur dan fungsi jantung, termasuk ruang jantung, katup jantung, serta pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat angiografi, di mana dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau selangkangan hingga mencapai jantung.

Dengan bantuan zat kontras yang disuntikkan melalui kateter, dokter dapat melihat kondisi pembuluh darah koroner secara jelas dan menentukan apakah terdapat penyempitan atau penyumbatan. Hasil dari pemeriksaan ini akan direkam dalam bentuk film atau CD untuk dianalisis lebih lanjut.

Deskripsi gambar: Potongan melintang pembuluh arteri yang normal/sehat
Deskripsi gambar: Potongan melintang pembuluh arteri yang menyempit karena timbunan kolesterol

Bagaimana dengan hasil kateterisasi jantung?

Setelah prosedur kateterisasi selesai, dokter akan menjelaskan hasilnya dan mendiskusikan langkah pengobatan selanjutnya. Jika ditemukan penyempitan pembuluh darah, maka terdapat beberapa opsi pengobatan yang dapat dilakukan:

  • Pengobatan dengan obat-obatan: Jika penyempitan masih ringan, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi risiko penyumbatan lebih lanjut.
  • Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PTCA/PCI): Prosedur pelebaran pembuluh darah dengan menggunakan balon atau pemasangan cincin.
  • Operasi jantung terbuka (Coronary Artery Bypass Graft/CABG): Dilakukan jika penyumbatan sudah sangat parah dan tidak dapat ditangani dengan metode lain.

Bagaimana dengan risiko kateterisasi jantung?

Dengan perkembangan teknologi medis yang semakin canggih, risiko dalam prosedur kateterisasi jantung dapat diminimalkan. Berdasarkan data dari ribuan pasien yang telah menjalani prosedur ini, angka keberhasilan sangat tinggi dan setara dengan yang dilakukan di negara maju seperti Amerika Serikat. Tetapi seperti prosedur medis lainnya, tetap ada kemungkinan risiko meskipun sangat jarang terjadi, seperti:

  • Reaksi alergi terhadap zat kontras
  • Pendarahan di lokasi pemasukan kateter
  • Gangguan irama jantung sementara
  • Infeksi (sangat jarang terjadi)

Dengan peralatan yang modern dan dokter yang berpengalaman, risiko-risiko ini dapat diminimalkan.

Deskripsi gambar: Sebelum tindakan (pembuluh darah jantung yang tersumbat)
Deskripsi gambar: Setelah tindakan (pembuluh darah jantung setelah dilakukan tindakan pelebaran pembuluh darah)

 

Apa yang dimaksud dengan tindakan “peniupan” (PTCA-PCI)?

Jika hasil kateterisasi menunjukkan adanya penyempitan yang signifikan, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan PTCA/PCI (Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty atau Percutaneous Coronary Intervention). Prosedur ini bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat dengan menggunakan kateter khusus yang memiliki balon di ujungnya.

Balon tersebut dikembangkan di area penyempitan untuk membuka kembali aliran darah yang terhambat. Kadang-kadang, untuk mencegah penyempitan kembali, dokter juga akan memasang stent (cincin penyangga) agar pembuluh darah tetap terbuka.

Keunggulan prosedur ini, antara lain:

  • Tidak memerlukan operasi besar
  • Proses pemulihan lebih cepat dibandingkan operasi bypass
  • Tingkat keberhasilan sangat tinggi dengan minimal risiko

Cara ini relatif aman, tingkat keberhasilan amat tinggi, serta tidak membutuhkan pembiusan total.

Dimana kateterisasi jantung dapat dilakukan?

Saat ini, kateterisasi jantung dapat dilakukan di Indonesia. Prosedur ini dilakukan oleh dokter berpengalaman dengan teknologi angiografi modern. Rumah Sakit Medistra memiliki peralatan terbaru di bidang kardiologi dan didukung oleh dokter spesialis jantung yang kompeten. Dengan fasilitas yang setara dengan rumah sakit luar negeri, pasien dapat menjalani prosedur dengan tingkat akurasi yang tinggi dan perawatan terbaik.

 

Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Erika Widyanti

 

Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?

Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:

Telepon: (021) 5210-200

Whatsapp: 0817-5210-200

Ambulans: (021) 521-02-01

 


 

Dokter Rekomendasi:

Mega Febrianora, Dr., Sp.JP(K), FIHA, FAPSC

Cardiology

 

Ardian Jahja Saputra, Dr., SpJP

Cardiology

Processing your request, please be patient.