Cacar api, atau juga dikenal sebagai herpes zoster, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster. Virus ini awalnya menyebabkan cacar air, dan bersembunyi di dalam sistem saraf. Saat daya tahan tubuh melemah, virus yang bersembunyi tersebut dapat aktif kembali, dan menyebabkan cacar api.
Penyakit ini timbul dalam bentuk ruam merah berisi lepuhan yang terasa nyeri, biasanya hanya di satu sisi tubuh, mengikuti jalur saraf tertentu (dermatom). Selain ruam, penderita juga bisa mengalami sensasi terbakar, panas, atau nyeri di area yang terkena.
Gejala cacar api
Cacar api biasanya berkembang dalam beberapa tahap.
1. Tahap prodromal (awal)
Pada tahap ini, sebelum munculnya ruam, penderita sering merasakan nyeri, kesemutan, atau sensasi terbakar di area tertentu. Gejala ini bisa disertai demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan, yang kadang membuatnya sulit dikenali sebagai cacar api.
2. Tahap ruam aktif
Setelah beberapa hari, gejala selanjutnya adalah muncul ruam merah yang kemudian berubah menjadi lepuhan kecil berisi cairan. Ruam ini muncul pada satu sisi tubuh, mengikuti jalur saraf tertentu (dermatom), dan biasanya disertai dengan rasa nyeri yang cukup intens. Lepuhan akan pecah dan dalam waktu 2–4 minggu akan mengering menjadi kerak.
3. Tahap penyembuhan dan komplikasi
Meski ruam sudah sembuh, pada sebagian orang rasa nyeri bisa terus berlangsung, kondisi yang dikenal sebagai Neuralgia Pasca-Herpes (PHN). PHN adalah salah satu komplikasi paling mengganggu, terutama pada lansia, di mana nyeri berlanjut berbulan-bulan bahkan setelah ruam hilang.
Pengobatan cacar api
Pengobatan bertujuan untuk mengurangi replikasi virus, mempercepat penyembuhan, dan mengatasi rasa nyeri agar tidak menimbulkan komplikasi.
1. Terapi antivirus
Obat antivirus diberikan sedini mungkin, idealnya dalam waktu 72 jam setelah munculnya ruam. Pengobatan ini efektif untuk menghambat replikasi virus dan mempercepat proses penyembuhan kulit.
2. Pengendalian nyeri
Nyeri merupakan gejala utama cacar api. Beberapa pilihan pengobatan nyeri meliputi:
- NSAID seperti ibuprofen untuk nyeri ringan hingga sedang.
- Obat antikonvulsan untuk mengatasi nyeri neuropatik.
- Antidepresan trisiklik yang membantu meredakan nyeri yang berkaitan dengan gangguan saraf.
3. Perawatan topikal
Untuk membantu meredakan gatal dan iritasi pada ruam, penggunaan krim kalamin atau kompres dingin dapat memberikan efek pendinginan yang menenangkan. Menjaga kebersihan area yang terkena juga penting untuk mencegah infeksi bakteri.
Baca Juga: Rumah Sakit Medistra Lakukan Edukasi Cacar Api Bersama GSK dan Denpasar Residence
Pencegahan dan vaksinasi
Pencegahan terbaik untuk penyakit ini adalah vaksinasi. Berikut adalah dua jenis vaksin yang tersedia:
- Vaksin Shingrix, direkomendasikan bagi individu yang berusia 50 tahun ke atas atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Vaksin Zoster Rekombinan (RZV), efektif dalam mencegah cacar api dan neuralgia pasca-herpes, direkomendasikan untuk orang berusia di atas 50 tahun.
Selain melakukan vaksinasi, terdapat beberapa cara lain untuk mencegahnya:
- Menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat dan olahraga
- Mengelola stres dengan baik melalui meditasi atau olahraga ringan
- Menghindari kontak dengan orang yang sedang mengalami cacar api
Komplikasi cacar api
Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Neuralgia pasca-herpes (PHN): rasa nyeri yang berlangsung lama setelah ruam hilang.
- Infeksi bakteri: jika lepuhan pecah, bisa terjadi infeksi sekunder pada kulit.
- Gangguan penglihatan: cacar api dapat menyerang saraf mata (herpes zoster oftalmikus) yang dapat menyebabkan kebutaan.
- Kelumpuhan wajah dan gangguan pendengaran, disebut juga sebagai sindrom “Ramsay Hunt” apabila virus menyerang saraf wajah.
Penutup
Cacar api adalah penyakit yang dapat menyebabkan nyeri hebat dan ruam kulit yang mengganggu, serta berisiko menimbulkan komplikasi serius. Pengobatan dengan antivirus perlu diberikan sedini mungkin untuk mempercepat penyembuhan. Selain itu, vaksinasi merupakan langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini.
Dengan mengenali gejala sejak dini dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, cacar api dapat dicegah agar tidak menyebabkan dampak jangka panjang pada kesehatan. Jika Anda mengalami gejala cacar api, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit di Rumah Sakit Medistra agar mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Anita Puspasari
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi:
- Patil, A., Goldust, M., & Wollina, U. (2022). Herpes zoster: A review of clinical manifestations and management. Viruses, 14, 192. https://doi.org/10.3390/v14020192
- Devi, M., Ismunandar, H., Wintoko, R., Hadibrata, E., & Djausal, A. N. (2022). Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan herpes zoster. Medula, 12(1), 40–48.
- Herpes zoster – National Library of Medicine