Autoimun adalah kondisi kesehatan saat sistem kekebalan tubuh keliru mengenali bagian tubuh sendiri sebagai ancaman. Kondisi ini disebut sebagai “kekeliruan sistem imun”, di mana tubuh tidak bisa lagi membedakan antara sel/jaringan tubuh sendiri dan zat asing.
Penyakit ini terus meningkat jumlahnya dan bisa menyerang siapa saja, terutama perempuan. Gejalanya sering samar, berubah-ubah, dan mirip dengan penyakit lainnya. Karena itu, pemahaman dasar tentang autoimun sangat penting agar kita bisa mengenalinya sejak dini dan segera mencari bantuan medis yang tepat.
Penyebab autoimun
Belum diketahui secara pasti mengapa seseorang bisa menderita penyakit ini. Namun, beberapa faktor bisa menjadi penyebab, seperti:
- Faktor genetik: memiliki riwayat keluarga dengan penyakit autoimun.
- Faktor lingkungan: paparan bahan kimia, sinar UV, dan infeksi virus tertentu.
- Hormon: perempuan lebih banyak menderita penyakit ini, diduga karena peran hormon estrogen.
- Gaya hidup: stres kronis, kurang tidur, dan pola makan yang buruk juga dapat memicu autoimun.
Jenis-jenis penyakit autoimun
Beberapa jenis yang paling umum antara lain:
- Diabetes tipe 1
Penyakit ini menyerang sel pankreas yang menjadi penghasil insulin.
- Penyakit Hashimoto dan Graves
Keduanya menyerang kelenjar gondok/tiroid, menyebabkan gangguan metabolisme.
- Lupus
Menyerang berbagai organ seperti kulit, ginjal, sel darah dan sendi. Gejalanya beragam sehingga sering disebut “penyakit seribu wajah”.
- Reumatoid artritis
Menyerang sendi dan menyebabkan nyeri, bengkak, serta kaku terutama di pagi hari.
- Psoriasis
Menyebabkan kulit menebal, bersisik, dan meradang.
- Multiple sclerosis
Menyerang sistem saraf pusat, mempengaruhi kemampuan bergerak dan koordinasi.
- Penyakit Celiac dan penyakit Crohn
Menyerang sistem pencernaan.
Gejala umum penyakit autoimun
Setiap penyakit autoimun memiliki gejala spesifik, tapi secara umum penderita sering merasakan:
1 . Kelelahan
Kelelahan yang ekstrem adalah salah satu gejala paling umum dari penyakit ini. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup. Meski cukup tidur, penderita autoimun kerap merasakan lelah yang berlebihan.
2. Nyeri dan pembengkakan sendi
Nyeri dan pembengkakan pada sendi, terutama di pagi hari, sering terjadi pada penderita penyakit seperti reumatoid artritis.
3. Masalah kulit
Masalah kulit seperti ruam, bercak merah, atau kulit kering dapat menjadi tanda penyakit autoimun seperti lupus atau psoriasis.
4. Masalah pencernaan
Nyeri perut, diare, atau gangguan pencernaan lainnya dapat terjadi pada penyakit autoimun yang mempengaruhi saluran pencernaan, seperti penyakit Cceliac atau penyakit Crohn.
5. Demam
Demam ringan yang terjadi secara berulang bisa menjadi tanda adanya peradangan kronis akibat penyakit autoimun.
6. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan dapat terjadi sebagai respons terhadap peradangan atau infeksi yang terkait dengan penyakit autoimun.
Diagnosis autoimun
Mendiagnosis penyakit ini bisa menjadi tantangan karena gejalanya seringkali mirip dengan kondisi lain. Proses diagnosis biasanya melibatkan:
- Evaluasi gejala dan riwayat kesehatan
- Pemeriksaan fisik
- Tes laboratorium untuk mendeteksi antibodi spesifik
- Pemeriksaan pencitraan untuk melihat kerusakan organ
Pengobatan autoimun
Saat ini, belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan kondisi ini. Namun, pengobatan bertujuan untuk mengontrol gejala, mengurangi peradangan, dan memperlambat perkembangan penyakit serta meningkatkan kualitas hidup pasien..
Beberapa langkah yang umum dianjurkan oleh dokter adalah:
- Obat-obatan seperti kortikosteroid, imunosupresan dan agen biologik untuk menekan sistem imun.
- Manajemen stres melalui terapi relaksasi, meditasi, atau konseling.
- Perubahan gaya hidup seperti diet anti-inflamasi, olahraga ringan, dan cukup istirahat.
- Dukungan sosial yang kuat dari keluarga dan komunitas penderita autoimun.
Penting bagi pasien untuk menjalin komunikasi yang baik dengan dokter agar rencana pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.
Jangan abaikan gejalanya, autoimun bisa dikendalikan
Autoimun adalah kondisi yang kompleks dan sering tidak terlihat dari luar. Namun, dampaknya bisa sangat besar pada fisik dan psikologis penderita. Meski belum bisa disembuhkan sepenuhnya, banyak penderita dapat menjalani hidup normal dengan penanganan yang tepat dan dukungan yang memadai.
Apabila Anda mengalami gejala yang mengarah pada gangguan sistem imun, sebaiknya segera temui dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi. Dengan penanganan yang tepat, autoimun bisa dikelola dengan baik dan optimal.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Irwin Tedja, Sp.PD-KAI
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Dokter Rekomendasi:
dr. Irwin Tedja, Sp.PD-KAI
Internal Medicine, Allergy and Immunology
- Salsabila, S. A. (2024). Mekanisme Adaptasi Sel Tubuh Terhadap Serangan Penyakit Autoimun: Lupus. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 6(4), 1678–1694.
- Understanding Autoimmune Disease – Global Autoimmune Institute
- Autoimmune diseases – Cleveland Clinic
- What are common symptoms of autoimmune disease? – Johns Hopkins Medicine