Pernah mengalami haid yang tidak teratur, muncul jerawat terus-menerus, atau tumbuh rambut berlebihan di wajah? Bisa jadi itu adalah tanda-tanda dari Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Kondisi ini umum dialami oleh perempuan usia subur, tetapi banyak yang belum menyadari bahwa tubuhnya mengalami gangguan hormonal.
Kondisi PCOS
Pada beberapa kondisi, PCOS terjadi dan tidak diketahui dengan pasti penyebab utamanya. Faktanya, hampir semua kondisi ini belum diketahui penyebab pastinya secara medis. Kondisi ini terjadi karena campuran antara faktor genetik (turunan) serta pengaruh lingkungan seperti pola makan dan stres hingga akhirnya menimbulkan terjadinya gangguan hormonal.
Pada banyak perempuan, PCOS juga terjadi karena mengalami masalah dengan pengolahan gula darah, terutama kondisi yang disebut resistensi insulin. Artinya, tubuh tetap memproduksi insulin (hormon yang mengatur gula darah), tapi sel-sel tubuh tidak merespons dengan baik.
Akibatnya, tubuh menghasilkan insulin lebih banyak dari yang dibutuhkan, dan ini bisa memicu gangguan hormon lainnya. Tipe ini sering dikaitkan dengan risiko tinggi diabetes tipe 2.
Beberapa orang memiliki kondisi peradangan yang terjadi tanpa disadari. Peradangan ini bisa berasal dari gaya hidup, pola makan tidak sehat, atau berat badan berlebih.
Meski tidak terlihat dari luar, peradangan seperti ini bisa mengganggu keseimbangan hormon dan memperburuk gejala PCOS seperti jerawat atau nyeri haid. Maka dari itu, peradangan juga sering dianggap sebagai salah satu pemicu.
Penyebab
Kondisi ini muncul akibat berbagai faktor yang kompleks dan saling memengaruhi:
1. Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan PCOS berisiko lebih tinggi. Hal ini terjadi karena faktor genetik bisa memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
2. Resistensi insulin
Banyak penderita memiliki resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Akibatnya, tubuh memproduksi insulin lebih banyak yang akhirnya merangsang produksi hormon pria (androgen) secara berlebihan.
3. Pola makan dan gaya hidup
Diet gula, karbohidrat olahan, serta kebiasaan jarang bergerak bisa memperparah kondisi. Kelebihan berat badan juga menjadi pemicu karena jaringan lemak menghasilkan zat yang memicu ketidakseimbangan hormon.
4. Peradangan ringan dalam tubuh
Inflamasi kronis tingkat rendah yang berlangsung terus-menerus bisa mendorong ovarium menghasilkan lebih banyak androgen.
Gejala umum
Tanda-tanda umum:
● Haid tidak teratur atau bahkan tidak haid sama sekali
● Tumbuh rambut tebal di wajah, dada, atau punggung (hirsutisme)
● Jerawat parah dan membandel
● Berat badan naik, terutama di bagian perut
● Kulit menghitam di lipatan tubuh (seperti leher atau ketiak)
● Sulit hamil karena tidak terjadi ovulasi secara teratur
Penanganan
Berikut beberapa langkah yang terbukti membantu mengelola kondisi ini:
1. Gaya hidup sehat
Langkah pertama dalam mengelola PCOS adalah menerapkan pola hidup sehat. Menurunkan berat badan sekitar 5–10% sudah dapat memperbaiki siklus menstruasi serta meningkatkan kemungkinan untuk hamil.
Merokok juga bisa memperburuk kondisi ini. Rokok meningkatkan produksi androgen dan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, berhenti merokok bisa mengontrol kondisi PCOS.
Disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat, rendah gula, dan menghindari karbohidrat olahan.
2. Olahraga
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki minimal 30 menit per hari sangat bermanfaat untuk menjaga keseimbangan hormon. Pada wanita dengan obesitas sangat dianjurkan untuk menurunkan berat badan yang pada akhirnya akan memperbaiki status hormonal menjadi seimbang.
3. Penggunaan obat
Selain perubahan gaya hidup, penanganan medis juga penting untuk membantu mengendalikan gejala PCOS. Biasanya, dokter akan memberikan terapi hormonal untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh.
Apabila timbul gejala seperti pertumbuhan rambut berlebih atau jerawat yang parah, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan tambahan untuk meredakan kondisi tersebut.
Komplikasi
Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius:
● Diabetes tipe 2
● Kolesterol tinggi
● Tekanan darah tinggi
● Masalah kesuburan
● Sleep apnea
● Risiko kanker lapisan rahim (endometrium)
Kenali gejala, lakukan konsultasi dengan dokter
Memahami tubuh sendiri adalah bentuk perhatian terbaik pada kesehatan. Apabila mengalami tanda-tanda PCOS, sebaiknya jangan menunggu hingga semakin parah.
Segera lakukan konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. Diagnosis yang tepat akan membantu menjaga kesehatan jangka panjang.
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi
- Salsabila, W. Q., Adyani, K., & Realita, F. (2024). Literatur Review: Faktor Resiko Sindrom Ovarium Polikistik pada Remaja. Journal of Health (JoH), 11(02), 164–174. https://doi.org/10.30590/joh.v11n2.832
- Singh, S., Pal, N., Shubham, S., Sarma, D. K., Verma, V., Marotta, F., & Kumar, M. (2023). Polycystic Ovary Syndrome: Etiology, Current Management, and Future Therapeutics. Journal of clinical medicine, 12(4), 1454. https://doi.org/10.3390/jcm12041454
- What is polycystic ovary syndrome? – Medical News Today
- Polycystic ovary syndrome (PCOS) – WebMD