Diare pada anak adalah masalah kesehatan yang sering ditemui dan menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di bawah usia lima tahun, terutama di negara berkembang. Di Indonesia, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit diare pada anak masih tinggi sehingga penting bagi orang tua untuk mengetahui cara penanganan awal dengan tepat. Penanganan yang tepat dan cepat disertai upaya pencegahan yang konsisten dapat mengurangi dampak penyakit diare.
Penyebab dan penyebaran diare pada anak
Diare dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari infeksi oleh virus, bakteri, maupun parasit, gangguan pencernaan zat tertentu, alergi makanan, reaksi simpang obat, hingga penyakit lokal pada usus. Pada populasi anak balita, penyebab diare tersering adalah infeksi virus. Secara global, infeksi rotavirus dan norovirus merupakan penyebab umum diare pada anak dan dapat menimbulkan tingkat keparahan gejala yang serius pada anak balita.
Penyebaran kuman penyebab diare dapat terjadi melalui kontaminasi bekas muntah atau tinja pada permukaan yang dapat disentuh tangan seperti meja, gelas, atau gagang pintu. Selain itu, penyebaran juga bisa terjadi akibat kontaminasi makanan dan minuman karena sanitasi yang buruk. Kebiasaan anak makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu turut mempermudah penyebaran kuman penyebab diare.
Gejala diare dan dehidrasi
Peningkatan frekuensi buang air besar disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair merupakan gejala utama pada penyakit diare. Gejala lain yang dapat menyertai yaitu muntah, nyeri perut, kembung, demam, penurunan nafsu makan, kurang aktif, hingga darah atau lendir pada tinja.
Diare dapat menimbulkan kesakitan hingga kematian karena risiko kehilangan cairan tubuh yang berlebihan atau dehidrasi. Gejala kekurangan cairan tubuh antara lain rasa haus yang berlebihan, mulut terasa kering, frekuensi buang air kecil berkurang, warna pipis yang menjadi lebih gelap dan pekat, kehilangan elastisitas kulit sehingga tidak segera kembali ke bentuk semula saat dicubit, mata dan pipi cowong. Pada derajat dehidrasi yang lebih serius, anak bisa tampak mengantuk hingga kehilangan kesadaran.
Apabila timbul tanda awal yang telah disebutkan, segera bawa anak ke dokter. Tata laksana dini sangat penting untuk memastikan anak cepat pulih dan tidak mengalami komplikasi yang lebih serius.
Pengobatan awal
Saat diare, tubuh akan kehilangan cairan. Langkah penanganan yang utama saat anak mengalami diare adalah mengganti kehilangan cairan tubuh tersebut dengan pemberian cairan dari luar secara optimal. Minum banyak air dan konsumsi cairan oralit merupakan langkah yang baik untuk menangani diare. Hindari pemberian antibiotik dan obat diare untuk dewasa sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Selain itu, pastikan anak dan pengasuhnya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun setiap membersihkan anak setelah episode diare atau muntah. Mencuci tangan juga harus selalu dilakukan sebelum menyiapkan makanan dan minuman. Pastikan alat makan, minuman dan makanan, serta lingkungan anak selalu bersih. Menjaga lingkungan sekitar tetap bersih penting untuk mencegah penyebaran penyakit diare.
Pencegahan diare
Penyakit diare dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan tangan dan lingkungan pada anak. Ajarkan anak kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan menyentuh area wajah terutama mulut.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan vaksinasi. Saat ini tersedia vaksin rotavirus yang merupakan penyebab tersering diare pada anak. Vaksin rotavirus dapat diberikan pada usia bayi sejak 2 bulan. Efektivitas perlindungan vaksin terhadap gejala berat yang disebabkan rotavirus dapat bertahan maksimal hingga 3 tahun dan kemudian menurun seiring pertambahan usia. Konsultasikan dengan dokter terlebih dulu karena terdapat usia maksimal untuk pemberian vaksin rotavirus.
Penutup
Diare pada anak bisa menjadi kondisi yang berbahaya jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Pencegahan tetap menjadi langkah terbaik dalam menghindari kondisi ini.
Menjaga kebersihan dan kecukupan cairan sangat penting untuk mencegah dampak negatif diare. Pemberian vaksin rotavirus juga dapat membantu mencegah kejadian infeksi yang parah.
Apabila gejala diare tidak kunjung sembuh, segera temui dokter spesialis anak di Rumah Sakit Medistra untuk pemeriksaan lebih lanjut dalam menentukan penyebab pasti diare dan memberikan penanganan yang tepat.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Ignatia Karina Hartanto, Sp.A
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Dokter Rekomendasi:
dr. Ignatia Karina Hartanto, Sp.A
Pediatrics
- Soelaeman, M. F., Cathleen, F., & Lieana, C. (2023). Risk Factor of Child Diarrhea in Indonesia: A Systematic Review. Cermin Dunia Kedokteran, 50(11), 632–636. https://doi.org/10.55175/cdk.v50i11.811
- Athiyyah AF, Irsan IR, Fatimah N (2023). Treatment of Acute Diarrhea in Children Aged 1–5 Years Provided by Doctors in Surabaya. Folia Medica Indonesiana, 59 (2), 108-114, https://doi.org/10.20473/fmi.v59i2.44723
- Diarrhea in children – John’s Hopkins Medicine