Malaria adalah penyakit yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Dengan banyaknya kasus yang terjadi setiap tahun, pemahaman tentang penyebab, gejala, dan faktor risiko penting untuk diketahui, agar dapat melindungi diri serta keluarga dari penyakit ini.
Penyebab dan gejala
Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium yang terdiri dari beberapa jenis, antara lain Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale, P. malariae, dan P. knowlesi. Setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, gejala umumnya muncul dalam waktu 10 hingga 15 hari.
Gejala awal yang sering terjadi meliputi demam tinggi, menggigil, sakit kepala, nyeri otot serta sendi, serta mual dan muntah. Jika tidak segera diobati, infeksi dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti anemia berat, kerusakan organ, bahkan kematian.
Faktor risiko penyebaran malaria di indonesia
Risiko penularan malaria dipengaruhi oleh faktor berikut.
1. Faktor perilaku
Kebiasaan dan cara hidup sehari-hari sangat memengaruhi risiko terkena malaria. Misalnya, jika sering berada di luar rumah pada malam hari, seseorang akan lebih mudah digigit nyamuk karena nyamuk penyebab malaria biasanya aktif pada waktu tersebut.
Selain itu, penggunaan semprotan atau krim anti-nyamuk sangat membantu mencegah gigitan. Namun, masih banyak orang yang belum selalu menggunakan alat pelindung tersebut sehingga risiko terkena tetap tinggi. Kesadaran tentang pentingnya menjaga diri dari gigitan nyamuk juga perlu ditingkatkan.
2. Faktor lingkungan sekitar
Lingkungan di sekitar rumah memegang peranan penting dalam penyebaran malaria. Genangan air, tumbuhan lebat, dan semak-semak yang tidak terawat menyediakan tempat berkembang biak ideal bagi nyamuk. Keberadaan kandang ternak yang dekat dengan pemukiman juga dapat menarik nyamuk sehingga meningkatkan potensi penularan penyakit.
3. Faktor lingkungan rumah
Rumah yang tidak dilengkapi dengan kawat kasa pada ventilasi, memiliki langit-langit yang tidak tertutup rapat, serta dinding yang kurang kerapatan memberikan akses mudah bagi nyamuk untuk masuk ke dalam rumah. Kelembaban dan suhu ruangan yang tinggi pun dapat mendukung perkembangbiakan nyamuk.
Cara mencegah dan mengatasi malaria
Untuk mengurangi risiko terkena malaria, kita perlu melakukan beberapa langkah penting. Pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, melindungi diri dari gigitan nyamuk, dan segera berobat jika mengalami gejala. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
1. Menjaga kebersihan lingkungan
Nyamuk penyebab malaria berkembang biak di tempat-tempat yang lembap dan memiliki genangan air. Oleh karena itu, penting untuk:
– Mengeringkan atau menutup tempat-tempat yang bisa menampung air.
– Membersihkan halaman rumah dan memangkas semak-semak agar nyamuk tidak bersarang.
– Jika memiliki ternak, sebaiknya kandang dibuat agak jauh dari rumah.
2. Melindungi diri dari gigitan nyamuk
Nyamuk penyebab malaria biasanya menggigit pada malam hari. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk adalah:
– Menggunakan kelambu saat tidur, terutama jika tinggal di daerah yang banyak nyamuk.
– Mengoleskan krim anti-nyamuk atau menggunakan obat nyamuk semprot sebelum tidur.
– Memakai pakaian panjang saat keluar rumah di malam hari untuk mengurangi bagian tubuh yang terbuka.
3. Mengenali gejala dan segera berobat
Jika mengalami gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, atau nyeri otot, segera periksa ke dokter untuk memastikan apakah itu malaria. Tes darah bisa dilakukan untuk mengetahui apakah ada parasit malaria dalam tubuh.
Jika positif terkena malaria, dokter akan memberikan obat khusus untuk membunuh parasit penyebab penyakit ini. Jangan menunda pengobatan karena malaria yang tidak segera ditangani bisa menjadi lebih parah dan mematikan.
Penutup
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, malaria masih menjadi tantangan semakin kebalnya nyamuk dan parasit terhadap obat. Perubahan cuaca juga bisa meningkatkan jumlah nyamuk dan memperbesar risiko penularan. Namun, dengan kemajuan vaksin dan kerja sama semua pihak dalam pencegahan serta pengobatan, malaria diharapkan dapat dikendalikan atau bahkan dihilangkan di masa depan.
Apabila Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, segera temui dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropis dan infeksi di Rumah Sakit Medistra untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi
- Utami, T. P., Hasyim, H., Kaltsum, U., Dwifitri, U., Meriwati, Y., Yuniwarti, Y., Paridah, Y., & Zulaiha. (2022). Risk Factors Causing Malaria in Indonesia: Literature Review. Jurnal Surya Medika, 7(2), 96–107. https://doi.org/10.33084/jsm.vxix.xxx
- Malaria – World Health Organization
- Malaria – Mayo Clinic