Saat Ramadan tiba, keputusan puasa untuk ibu hamil perlu dipertimbangkan dengan seksama untuk menjaga kesehatan ibu dan kandungannya. Meskipun ibu hamil mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa, banyak yang memilih untuk tetap menjalankan ibadah puasa.
Panduan aman puasa untuk ibu hamil
Sebelum menjalankan puasa, perhatikan hal-hal di bawah ini.
1. Konsultasi dengan dokter sebelum berpuasa
Sebelum memutuskan berpuasa, sangat penting bagi ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh dapat membantu memastikan bahwa kondisi ibu dan janin cukup kuat untuk menghadapi perubahan pola makan saat puasa.
Pengawasan medis tetap diperlukan untuk menghindari risiko kesehatan, terutama jika terdapat kondisi medis tertentu seperti diabetes atau preeklampsia. Selain itu, kondisi janin harus dievaluasi terlebih dahulu. Kondisi seperti janin yang cenderung kecil atau air ketuban berkurang tidak disarankan untuk berpuasa karena dikhawatirkan akan menyebabkan janin kekurangan nutrisi.
Konsultasi ini sangat penting agar setiap keputusan yang diambil didasarkan pada kondisi kesehatan individu sehingga ibu hamil dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman.
Puasa pada Ibu hamil dengan kondisi underweight atau malnutrisi dapat
menurunkan nutrisi dari ibu ke janin. Apabila ini terjadi dalam waktu lama, pertumbuhan janin akan terganggu hingga komplikasi saat persalinan.
Terakhir, ibu yang mendekati persalinan memerlukan energi yang besar sehingga tidak disarankan untuk berpuasa.
2. Pastikan asupan nutrisi terpenuhi
Asupan nutrisi yang cukup sangat penting selama puasa, terutama bagi ibu hamil. Nutrisi yang baik pada ibu hamil adalah nutrisi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. Ibu perlu memastikan bahwa makanan saat sahur dan berbuka mengandung nutrisi seimbang, termasuk protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Perencanaan menu yang tepat dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori tambahan selama kehamilan dan mendukung pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat mengonsumsi vitamin-vitamin hamil saat sahur dan dapat menambahkan susu sebagai sumber energi.
Selain itu, minum air yang cukup juga sangat dianjurkan untuk mencegah dehidrasi yang dapat menyebabkan penurunan metabolisme dan risiko kesehatan lainnya.
Pola makan yang dapat diterapkan seperti:
- Sahur: Makanan yang diserap lambat seperti nasi, kentang, dan hindari mie atau kue. Protein minimal dua jenis yaitu protein hewani (daging merah, ayam, dan ikan) serta protein nabati, sayuran hijau, dan susu formula.
- Buka puasa hingga sahur: Saat berbuka, konsumsi makan kecil dan setelah isya makan besar.
- Sebelum tidur konsumsi makan kecil dan saat sahur dapat konsumsi makan besar.
3. Kenali tanda stres dari tubuh
Bagi ibu hamil, sangat penting untuk segera mengenali tanda-tanda stres yang muncul akibat puasa. Jika merasa pusing, kelelahan yang berlebihan, mengalami dehidrasi, atau melihat penurunan aktivitas janin, hal tersebut bisa menjadi pertanda bahwa tubuh tidak mendapatkan nutrisi dan cairan yang cukup.
Ibu hamil pada trimester awal akan mengalami mual dan muntah yang akan menyebabkan penurunan berat badan. Sebaiknya, hindari puasa apabila terjadi kondisi ini.
Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya puasa segera dihentikan dan segera konsultasikan dengan tenaga medis. Kesehatan ibu dan janin harus menjadi prioritas utama sehingga jika gejala muncul, puasa hendaknya diganti di waktu lain.
Manfaat dan risiko puasa untuk ibu hamil
Penting untuk memahami manfaat dan risiko puasa selama kehamilan agar ibu hamil dapat mengambil keputusan yang tepat.
1. Manfaat puasa untuk ibu hamil
Puasa aman dilakukan, terutama jika ibu dalam kondisi sehat dan asupan nutrisi tetap terjaga. Melakukan ibadah puasa dapat membantu mengontrol kadar gula darah serta meningkatkan disiplin dalam pola makan yang berkontribusi pada kesehatan ibu secara keseluruhan.
2. Risiko puasa untuk ibu hamil
Kurangnya nutrisi selama puasa dapat berisiko pada ibu dan janin. Jika ibu hamil tidak mendapatkan asupan makanan dan cairan yang cukup saat sahur dan berbuka, tubuh akan menggunakan cadangan energi yang bisa berdampak pada perkembangan janin.
Pembatasan nutrisi selama kehamilan dapat menghambat pertumbuhan organ janin, terutama ginjal. Selain itu, ibu hamil yang berpuasa lebih rentan mengalami dehidrasi, pusing, dan kelelahan akibat ketidakseimbangan elektrolit. Jika tidak terkontrol, hal ini bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan komplikasi.
Penutup
Ibu hamil boleh menjalankan ibadah puasa, tetapi lebih baik untuk konsultasi
terlebih dahulu dengan tenaga medis apakah kondisi saat ini dapat diperbolehkan
untuk berpuasa. Bagi ibu hamil yang mempertimbangkan melakukan puasa dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Medistra.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: dr. Ranti Pratiwi Permatasari, Sp.OG
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Referensi:
- Alkhalefah, A., Eyre, H. J., Hussain, R., Glazier, J. D., & Ashton, N. (2022). Impact of maternal intermittent fasting during pregnancy on cardiovascular, metabolic and renal function in adult rat offspring. PloS one, 17(3), e0258372. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0258372
- Shariff, F. O., & Sirojuddin, M. (2023). Puasa Dan Kehamilan: Studi Literatur. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 10(3), 1746–1751. https://doi.org/10.33024/jikk.v10i3.9821
- Religious fasting – pregnancy and breastfeeding – Pregnancy birth and baby
Dokter Rekomendasi:
dr. Ranti Pratiwi Permatasari, Sp.OG
Obstetrics and Gynecology