Olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. Mulai dari aktivitas sederhana seperti berjalan hingga olahraga intensitas tinggi seperti lari maraton, lutut selalu berperan penting menopang tubuh. Sayangnya, terdapat risiko yang sering kali muncul, terutama pada bagian lutut.
Lutut adalah sendi yang bekerja keras setiap kali kita berjalan, berlari, melompat, atau bahkan sekadar naik tangga. Tidak heran jika lutut menjadi salah satu area yang paling rentan terhadap cedera, terutama pada orang yang aktif berolahraga.
Cedera lutut tidak hanya dialami atlet profesional, tetapi juga bisa terjadi pada siapa saja yang rutin berlari, bermain futsal, basket, atau bahkan olahraga rekreasional.
Jenis Cedera yang Dapat Terjadi
Inilah beberapa kondisi cedera lutut yang sering muncul pada aktivitas fisik.
1. Runner’s Knee (Patellofemoral Pain Syndrome)
Cedera ini sangat sering dialami pelari. Gejalanya berupa nyeri di sekitar atau di belakang tempurung lutut. Rasa sakit biasanya muncul saat berlari, menuruni tangga, atau bahkan ketika duduk lama dengan lutut tertekuk.
2. Robekan Ligamen dan Meniskus
Ligamen adalah jaringan penghubung antar tulang di lutut. Ligamen lutut di antaranya ACL, PCL, MCL dan LCL. Robekan pada ACL, PCL, MCL atau LCL bisa terjadi karena gerakan tiba-tiba, benturan, atau perubahan arah mendadak yang sering ditemukan pada olahraga basket, sepak bola maupun olahraga sejenisnya
Meniskus adalah bantalan yang berfungsi sebagai shock breaker di antara tulang paha dan tulang kering, juga rawan robek jika lutut terpuntir saat kaki menapak.
3. Tendinitis (Jumper’s Knee)
Tendon patella yang menghubungkan tempurung lutut ke tulang kering bisa mengalami peradangan akibat aktivitas melompat berulang, seperti pada basket atau voli.
4. Iliotibial Band Syndrome (ITBS)
ITBS adalah overuse injury yang terjadi pada band/pita yang terletak pada sisi luar paha. Cedera ini terjadi karena pita iliotibial yang kaku/tidak fleksibel dan tergesek dengan tonjolan-tonjolan tulang pada tulang paha sisi luar pada saat melakukan gerakan tekuk lutut berulang. Nyeri biasanya dirasakan di sisi luar lutut maupun panggul. Umumnya dialami pelari atau pesepeda jarak jauh.
5. Nyeri Akibat Arthritis
Seiring bertambahnya usia, tulang rawan lutut bisa menipis sehingga terjadi osteoarthritis/pengapuran sendi. Pada sebagian orang, masalah ini diperburuk oleh riwayat cedera lama. Gejalanya berupa nyeri, kaku, sendi yang berbunyi saat digerakkan terutama saat banyak dipakai/saat ada peningkatan aktivitas.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Walau setiap cedera lutut punya tanda khas, ada beberapa gejala umum yang tidak boleh diabaikan:
- Lutut terasa nyeri terutama saat bergerak atau ditapakkan.
- Sendi bengkak atau tampak memar.
- Rasa tidak stabil, seperti lutut “lepas” saat menapak.
- Sulit menekuk atau meluruskan lutut.
Penanganan Awal Cedera Lutut
Sebagian besar cedera ringan bisa ditangani dengan:
- Istirahat: Hentikan aktivitas yang memperburuk nyeri.
- Kompres es: Gunakan es batu yang dibungkus plastik dan handuk tipis atau cold compress yang dapat digunakan berulang. Tempelkan pada area nyeri selama 15–20 menit
- Kompresi: menggunakan perban elastis atau decker elastis pada area lutut untuk menjaga kestabilan dan mengurangi bengkak
- Elevasi: Posisikan kaki sedikit lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi bengkak.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri jika mengalami:
- Nyeri yang tidak membaik setelah satu minggu istirahat.
- Bengkak parah atau lutut sulit digerakkan.
- Nyeri mendadak yang sangat tajam dan mengganggu aktivitas
- Rasa tidak stabil yang membuat sulit berjalan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dan bila perlu menambahkan pencitraan seperti X-ray atau MRI. Pada kasus tertentu, prosedur artroskopi dapat dilakukan untuk melihat langsung kondisi dalam lutut.
Tips Mencegah Cedera Lutut Saat Olahraga
Beberapa langkah sederhana berikut bisa menurunkan risiko cedera:
1. Lakukan Pemanasan dan Pendinginan
Peregangan sebelum dan sesudah olahraga membantu otot dan sendi lebih siap menahan beban saat berolahraga.
2. Gunakan Sepatu yang Tepat
Sepatu olahraga harus sesuai dengan jenis aktivitas dan mendukung postur kaki. Sepatu olahraga mempunyai desain yang berbeda sesuai dengan peruntukan dan gerakan masing-masing olahraga.
3. Tingkatkan Intensitas Secara Bertahap
Jangan langsung menambah jarak atau beban latihan secara drastis. Tubuh perlu waktu beradaptasi.
4. Perkuat Otot Sekitar Lutut
Latihan otot sekitar lutut dan panggul untuk menambah stabilitas lutut dan tungkai bawah.
5. Dengarkan Tubuh
Jika lutut mulai terasa nyeri, jangan dipaksakan. Berhenti sejenak, istirahat, dan evaluasi teknik dan intensitas olahraga Anda.
Jaga Lutut untuk Gaya Hidup Aktif
Menjaga kesehatan lutut sangat penting untuk menjalankan aktivitas setiap hari, khususnya saat berolahraga. Dengan mengenali jenis-jenis cedera lutut, gejala awal, tatalaksana pertolongan pertama serta cara pencegahannya, kita dapat mengurangi risiko gangguan yang lebih serius.
Apabila Anda mengalami cedera lutut atau keluhan yang mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter spesialis ortopedi di Medistra Hospital agar mendapatkan perawatan yang aman dan menyeluruh.
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Dokter Rekomendasi
Referensi
- Yang, L., Wang, P., & McGill, B. (2023). The relationship between experience of knee pain and physical activity participation: A scoping review of quantitative studies. International journal of nursing sciences, 10(2), 258–267. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2023.03.010
- Knee pain and other running injuries – NHS UK
- Knee pain and problems – Johns Hopkins Medicine


