Radang amandel merupakan peradangan pada dua jaringan limfoid yang terletak di sisi kanan dan kiri bagian belakang tenggorokan. Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membantu menyaring kuman dari saluran napas atas. Ketika terinfeksi, amandel dapat membengkak, menyebabkan rasa nyeri, dan menimbulkan berbagai keluhan lain.
Radang amandel sangat umum terjadi pada anak-anak, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa, terutama saat daya tahan tubuh menurun atau terpapar infeksi.
Penyebab radang amandel
Secara umum, kondisi ini disebabkan oleh dua jenis infeksi:
1. Infeksi virus
Virus adalah penyebab paling umum dari radang amandel. Virus penyebab flu biasa seperti rhinovirus, adenovirus, atau coronavirus dapat menjadi pemicu. Virus Epstein-Barr, penyebab mononukleosis, juga sering menyebabkan amandel membengkak.
2. Infeksi bakteri
Bakteri penyebab utama radang amandel adalah Streptococcus pyogenes, yang juga menyebabkan strep throat. Jenis bakteri lain seperti Staphylococcus aureus dan Haemophilus influenzae juga bisa menjadi penyebab, terutama jika radang amandel berlangsung lama atau sering kambuh.
Siapa yang rentan mengalaminya?
- Anak-anak berusia 5–15 tahun adalah kelompok dengan risiko tinggi terserang radang amandel.
- Mereka mudah tertular karena sering berinteraksi secara dekat di lingkungan sekolah.
- Seiring bertambahnya usia, fungsi kekebalan di amandel menurun, sehingga orang dewasa jarang mengalami kasus ini.
Gejala yang perlu diwaspadai
Radang amandel dapat muncul secara tiba-tiba dan ditandai oleh beberapa gejala berikut:
- Nyeri tenggorokan, terutama saat menelan
- Amandel tampak merah, bengkak, atau ada bercak putih
- Demam dan menggigil
- Nafas berbau tidak sedap
- Suara serak atau terdengar seperti tercekik
- Leher atau kelenjar getah bening membesar dan nyeri
- Sakit kepala, nyeri telinga, atau sakit perut (pada anak)
- Anak bisa menjadi lebih rewel, susah makan, atau mengeluarkan air liur berlebihan
Diagnosis
Untuk memastikan diagnosis radang amandel, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mulut dan tenggorokan. Beberapa pemeriksaan tambahan bisa meliputi:
- Tes usap tenggorokan untuk mendeteksi bakteri streptokokus
- Pemeriksaan ukuran tonsil (T0 sampai T4) untuk menentukan tingkat pembesaran
- Pemeriksaan kelenjar getah bening di leher untuk mengetahui apakah terjadi pembengkakan
Penanganan radang amandel
Penanganan tergantung dari penyebabnya, ringan atau beratnya gejala, serta seberapa sering infeksi terjadi.
1. Pengobatan non-operatif
Untuk radang yang disebabkan oleh virus, pengobatan bisa dilakukan dengan:
- Minum banyak cairan hangat, tidak panas
- Berkumur air garam hangat
- Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen
- Mengisap permen pelega tenggorokan (untuk anak >6 tahun)
2. Pengobatan antibiotik
- Jika bakteri seperti Streptococcus pyogenes terdeteksi, dokter memberi antibiotik (biasanya penisilin).
- Penting untuk menghabiskan obat sesuai petunjuk agar infeksi tidak kambuh.
- Alternatif lain jika alergi penisilin: azitromisin atau sefalosporin
3. Tindakan operasi
Operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) diperlukan jika:
- Radang amandel terjadi berulang (>5 kali/tahun)
- Menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea)
- Tidak merespon pengobatan non-operatif
Pencegahan radang amandel
Untuk mencegah penularan dan kejadian berulang:
- Cuci tangan secara rutin dan benar
- Hindari berbagi makanan, alat makan, dan minuman
- Ganti sikat gigi setelah sembuh dari radang amandel
- Tutup mulut saat batuk dan bersin
- Istirahat di rumah saat sakit, dan konsultasi dokter sebelum kembali berkegiatan
Jaga kesehatan amandel untuk tubuh yang kuat
Radang amandel membuat tenggorokan tidak nyaman dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi, jangan khawatir karena kita bisa mencegahnya. Kuncinya ada pada kebiasaan bersih, seperti rajin mencuci tangan dan tidak berbagi alat makan.
Jika gejala radang amandel muncul, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan di Medistra Hospital. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting agar tidak ada komplikasi.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: Dr. dr. Rahmanofa Yunizaf, Sp.THT-BKL(K)
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Dokter Rekomendasi

Dr. dr. Rahmanofa Yunizaf, Sp.THT-BKL(K)
ENT ( Ear, Nose & Throat )
Referensi
- Az-zahro, N. F., Himayani, R., & Sangging, P. R. A. (2023). Etiologi, Diagnosis, Prognosis, dan Tatalaksana. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 10(1), 124–127. Diakses dari https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3133
- Tonsillitis – Mayo Clinic
- Tonsillitis – Medline Plus