Di balik kulit yang terlihat sehat, terdapat sistem imun yang sangat kompleks. Namun, ketika terjadi malfungsi, muncul berbagai penyakit autoimun pada kulit. Pada kondisi ini, tubuh keliru menyerang sel-sel kulit sehat, memicu penyakit seperti psoriasis, skleroderma, atau lupus.
Jenis-jenis autoimun pada kulit
Terdapat beberapa kondisi autoimun pada kulit yang sering ditemui.
1. Psoriasis
Psoriasis terjadi saat sel kulit membelah lebih cepat dibanding kondisi normal dan menumpuk, lalu membentuk bercak merah tebal bersisik keperakan, umumnya terlihat di kepala, siku, lutut, serta punggung bawah.
Kondisi ini sering dipicu stres emosional, infeksi, atau cedera pada kulit. Penanganannya meliputi penggunaan obat oles, terapi sinar ultraviolet, obat minum, serta obat biologis yang menarget molekul pemicu peradangan.
2. Lupus kulit
Lupus kulit terbagi menjadi tiga bentuk utama:
- Kronik
Terlihat sebagai bercak bulat berwarna merah keunguan sampai kehitaman pada wajah, telinga, maupun kulit kepala, yang kerap meninggalkan bekas luka setelah mereda.
- Subakut
Ditandai oleh bercak merah bersisik yang membentuk cincin pada punggung, dada, atau lengan; umumnya area ini pulih tanpa menyisakan jaringan parut.
- Akut
Memunculkan ruam pipi khas berbentuk “kupu-kupu” yang memerah ketika terpapar sinar matahari dan biasanya menghilang tanpa bekas.
3. Skleroderma
Kondisi ini ditandai oleh penebalan dan pengerasan kulit yang terjadi karena penumpukan kolagen. Skleroderma dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe lokal yang hanya menyerang permukaan kulit dan tipe sistemik yang juga dapat merusak organ dalam.
Untuk mencegah kerusakan lebih parah, biasanya diberikan pelembap dengan daya hidrasi tinggi serta obat‐obatan yang menghambat aktivitas sel pembentuk kolagen.
4. Dermatomiositis
Dermatomiositis merupakan penyakit autoimun yang memengaruhi lapisan kulit sekaligus jaringan otot, menimbulkan kelemahan otot, ruam ungu kemerahan di kelopak mata, dan kadang mengakibatkan kesulitan menelan.
Terapi utamanya meliputi pemberian kortikosteroid untuk meredam peradangan dan program fisioterapi yang dirancang khusus guna memulihkan kekuatan serta fungsi otot.
Gejala yang timbul
Meski banyak kondisi autoimun kulit, lupus memiliki gejala khas yang penting dikenali:
- Ruam kupu-kupu berupa pola malar rash di pipi yang terhubung di pangkal hidung, dapat membaik atau memburuk tergantung paparan sinar matahari.
- Ruam memburuk setelah terpapar sinar matahari tanpa perlindungan.
- Warna jari putih–biru–merah saat kedinginan atau stres.
- Timbul pola seperti jaring ungu/merah pada kulit tubuh.
- Perubahan kuku seperti bengkak, garis‐garis kemerahan di sekitar kuku, atau infeksi berulang.
Mengenali ciri di atas sedini mungkin membantu mencegah kerusakan kulit permanen dan komplikasi sistemik.
Manajemen autoimun pada kulit
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk membantu mengendalikan kondisi autoimun kulit:
1. Perlindungan terhadap sinar matahari (untuk autoimun yang sensitif terhadap matahari)
- Gunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai dan aplikasikan ulang paling tidak setiap dua jam atau setelah berkeringat.
- Kenakan perlengkapan pelindung seperti topi bertepi lebar, baju berlengan panjang, serta kacamata dengan proteksi UV.
2. Pendekatan medis
- Krim atau salep topikal dapat mengurangi pembengkakan dan kemerahan di area yang terkena.
- Imunosupresan atau terapi biologis direkomendasikan pada kasus sedang hingga berat (seperti psoriasis luas atau lupus sistemik) untuk menarget sel dan molekul spesifik dalam sistem imun.
3. Penyesuaian gaya hidup
- Teknik relaksasi dengan meditasi, pernapasan dalam, atau yoga bisa menekan frekuensi flare-up.
- Perbanyak konsumsi sayur, buah, serta sumber asam lemak omega-3 (ikan berlemak, biji chia, kenari) membantu meredam proses peradangan.
- Pilih pelembap tanpa pewangi dan bahan iritan untuk memperkuat lapisan pelindung alami kulit.
Penutup
Berbagai kondisi autoimun pada kulit memerlukan penanganan yang tepat agar gejala tidak bertambah parah dan kualitas hidup tetap terjaga. Langkah–langkah pencegahan dapat membantu mengendalikan kekambuhan.
Apabila Anda menemukan gejala serupa, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit di Rumah Sakit Medistra. Pemeriksaan profesional dan diagnosis dini akan menentukan pengobatan yang efektif bagi kondisi Anda.
Artikel ini ditinjau secara medis oleh: Dr. dr. Endi Novianto, Sp.DVE, Subsp.D.A.I
Butuh Bantuan atau Informasi Lebih Lanjut?
Rumah Sakit Medistra siap untuk melayani Anda. Untuk pertanyaan, informasi, dan bantuan darurat, Anda bisa menghubungi kami melalui:
Telepon: (021) 5210-200
Whatsapp: 0817-5210-200
Ambulans: (021) 521-02-01
Dokter Rekomendasi:

Dr. dr. Endi Novianto, Sp.DVE, Subsp.D.A.I
Dermatologist
Referensi
- Diotallevi, F., & Offidani, A. (2023). Skin, Autoimmunity and Inflammation: A Comprehensive Exploration through Scientific Research. International journal of molecular sciences, 24(21), 15857. https://doi.org/10.3390/ijms242115857
- Lupus and your skin: signs and symptoms – American Academy of Dermatology Association
- Autoimmune Skin Disorders – Verywell Health
- Lupus and skin rashes – Lupus Foundation of America